Selasa, 29 Desember 2009

Memaknai Syukur

Terkadang pemahaman kita tentang nikmat Tuhan terletak pada sesuatu yang bersifat materi belaka. Kita akan bersyukur saat perut yang lapar terisi oleh makanan hingga kenyang, saat kerja keras terbayar dengan setumpuk uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, atau saat kita sedang ditimpa musibah tiba-tiba ada bantuan yang datang untuk kita.

Namun, pernahkan kita mensyukuri nikmat Tuhan yang sangat besar namun tak pernah kita sadari kehadirannya? Hingga saat tertimpa suatu masalah maha pelik, kita seolah-olah menuduh Tuhan sudah tak sayang lagi pada kita dan merasa diri paling malang sedunia?

Hidup dan kehidupan adalah karunia terbesar Tuhan yang diberikan pada kita. Kita bernafas, kita memiliki nyawa, semua indera kita lengkap tanpa cacat suatu apapun, dan tubuh kita yang sehat adalah nikmat terbesar Tuhan yang diberikan pada kita. Sayang, sebagai manusia yang sering tak pandai bersyukur, kita selalu luput mensyukuri nikmat kehidupan itu. Bagi kita, semua nikmat hidup dan kehidupan itu adalah hal yang sudah sangat lazim dan sudah seharusnya kita terima sebagai manusia.


Pergantian tahun tinggal menunggu hitungan jam saja. Banyak rencana yang harus dibuat untuk menghadapi tahun 2010 mendatang. Seyogyanya, dari sekian rencana perubahan hidup itu, kita memasukkan agenda untuk “mengubah persepsi kita tentang nikmat” dalam daftar rencana hidup 2010 kita.

Agar, saat tertimpa suatu masalah, kita tidak dihinggapi virus “orang termalang” sedunia.

0 komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top