Jumat, 25 Desember 2009

Menjelang Tahun Baru


“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini.”
Setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik dalam desahan napas seorang manusia harus selalu bermakna perubahan. Perubahan yang lebih baik, dan lebih baik lagi. Tak harus dengan momen tahun baru memang, yang jatuh kurang dari 2 minggu lagi, namun setiap saat. Hanya saja, seringkali kita butuh momen untuk me-review kembali langkah yang telah kita ambil. So, datangnya tahun baru 2010 ini it’s okay kok, buat ancang-ancang melakukan perubahan, apalagi yang jangka panjang. Apa saja, sih?

IBADAH
Saatnya untuk memperbanyak amal shalih dan ketaatan. Berhubung aku muslim, kita bahas dari sudut pandang Islam saja, ya? Untuk kepercayaan yang lain, silakan menyesuaikan dengan ajaran masing-masing.
Menurut Dr. Muhammad Na’im Yasin dalam buku Iman dan Hal-hal yang Membatalkan, keimanan harus mencakup dua faktor asasi. Pertama, pengakuan secara ilmu pengetahuan dan membenarkannya. Kedua, pengakuan secara amaliyah dengan menaati apa yang telah diketahui dan diyakini. Umat Islam dalam sejarahnya adalah tentara penunggang kuda di siang hari dan rahib yang khusyuk ibadah di malam hari, alias rajin bekerja di siang hari dan rajin beribadah di malam hari. Untuk itu :
• Tingkatkan kualitas ibadah wajib kita, misalnya dengan shalat tepat waktu, shalat berjamaah (karena nilainya lebih besar dibanding sendiri).
• Perbanyak ibadah sunnah untuk menambah ibadah wajib kita.
• Buat target-target ibadah dan lembar kontrol. Misalnya, sehari tilawah Al-Quran minimal setengah juz, shalat lail minimal seminggu sekali, puasa sunnah (Senin-Kamis, Daud, dsb.) minimal sebulan dua kali, dst.

PEMIKIRAN DAN KETERAMPILAN
Saatnya untuk meningkatkan kadar pengetahuan secara integral, baik pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum. Juga keterampilan penunjang. Buat rencana, misalnya :
• Dalam sebulan harus baca minimal tiga buku. Bukan komik loh, ya! Tapi, buku-buku yang menambah wawasan dari penulis-penulis atau tokoh yang mumpuni di bidangnya. Nggak punya anggaran beli buku? Ke perpustakaan atau nebeng teman sangat disunnahkan.
• Ikutan kursus yang membangun diri. Semisal, ikut kursus bahasa Inggris, komputer, bahasa internasional lainnya (buat yang udah mahir bahasa Inggris), kursus otomotif (lumayan, daripada nganggur nggak karuan juntrungnya, buka bengkel menghasilkan uang), kursus memasak, public relationship, dll. Cari deh, info sebanyak-banyaknya. Jangan keburu down dengan mahalnya harga kursus yang akan kita ikuti. Kreatif saja mencari solusi.

SIKAP DAN TINGKAH LAKU
Masih suka ngaret, nggak disiplin, selalu ngegosip, emosi? Ehm … ubah yuk, perlahan-lahan. Misalnya dengan :
• Buat program iqob (denda) bila kamu nggak bisa menahan emosi alias marah (yang tidak pada tempatnya), atau melanggar janji. Sekali kamu ngaret janjian sama teman, misalnya, kamu harus menyimpan uang sakumu seribu rupiah untuk diinfakkan.
• Minta teman untuk mengingatkan bila ada tingkah laku kamu yang nggak beres. Contohnya, ngegosip. Ketahuan ikutan, kamu harus baca satu buku dalam dua hari misalnya.
Iqob memang tidak akan menyelesaikan masalah, apalagi kalau kita jadi keenakan dan menggampangkan. Melanggar salah sedikit, bisa digampangkan dengan membayar iqob. Tapi, untuk tindakan preventif bisa juga diterapkan. Paling nggak, ada sanksi, sehingga untuk melakukan sesuatu (yang kurang baik), kita akan mikir-mikir dulu. Apalagi kalau iqob-nya gede.
Pengalaman pribadiku, sih, denda uang lebih manjur. Siapa dari kita yang mau tekor tiap bulan gara-gara uang saku cuma habis buat iqob? 

CITA-CITA
Tiga hal di atas hanya contoh saja, yang tak kalah penting adalah untuk selalu memancang cita-cita, karena cita-cita akan memberi kita kerangka berpikir apa yang diinginkan dan ke mana akan melangkah. Cita-cita ini tentu saja harus sejalan dengan visi dan misi kita sebagai seorang muslim yakni hamba Allah yang senantiasa mempersembahkan diri bagi kejayaan Islam.
Soal cita-cita, aku paling suka novel Sang Pemimpi tulisan Andrea Hirata. Sang Pemimpi mengajarkan kita untuk tidak takut bermimpi, semustahil apapun mimpi itu (kecuali menghidupkan orang mati loh, ya!). Dari seorang anak kampung yang super udik, mereka menjelma jadi manusia penuh dedikasi yang mampu sekolah ke luar negeri dengan biaya sendiri. Subhanallah!

Acara Alternatif
Friends, biasanya setiap tahun baru kita pasti melakukan sesuatu yang sifatnya hura-hura. Tiup terompet, party ini-itu, kongkow-kongkow gak karuan, ngobrol ngalor-ngidul, muter-muter kota ngabisin duit dan bensin. Kebayang nggak sih, friends, kalau acara-acara yang selalu kita lakukan tiap awal tahun baru itu sebenarnya lebih banyak mudharatnya (kerugiannya) ketimbang manfaatnya?
Di zaman resesi ekonomi seperti ini, akan lebih arif jika kita merayakan tahun baru dengan acara yang lebih bermutu ketimbang sekedar hura-hura konvensional seperti itu. Bagi teman-temanku yang masih menggantungkan kehidupan pada orang tua (alias masih nodong duit orang tua), akan lebih bijak jika melakukan kegiatan tahun baru dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya, sholat malam atau silaturahmi dengan teman lama sambil diskusi seru. Asal topik diskusinya jangan ngegosip orang, ya?
Bagi teman-temanku yang sudah memiliki pekerjaan sendiri dan dianugerahi rezeki lebih oleh Allah, daripada mengikuti dan mengadakan party seru, lebih arif jika dana tersebut dialokasikan untuk berpesta dengan para anak yatim dan piatu. Doa mereka akan lebih makbul ketimbang doa teman-teman kita yang sudah terlalu sering menghadiri pesta-pesta hura-hura macam itu.
Semuanya kembali pada teman-teman. Awal tahun baru adalah permulaan langkah kita menapaki 12 bulan ke depan. Jika di awal langkah sudah salah, bukan tidak mungkin langkah-langkah selanjutnya lebih salah lagi.
Oke, siap bertahun baru, lebih semangat memperbarui diri!

0 komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top